Selasa, 13 November 2012

Mahasiswa desak Kapolres LUTIM Lepaskan Rekan Mereka


Malili - Hari ini ratusan mahasiswa dari berbagai elemen di Tana Luwu menuju Luwu Timur untuk melakukan aksi unjukrasa. Massa menuntut agar kiranya pihak Polres Lutim melepaskan rekan mereka yang tertangkap saat aksi senin kemarin.

Awalnya Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Menggugat (GERAM) melakukan aksi lanjutan untuk meminta kejelasan kepada aparat Kepolisian dan Kejaksaan Negreri Luwu Timur atas kasus yang menimpa dua Rekan Mereka yang tidak lain dilakukan oleh Hasan dan dua orang anaknya.

Hasan yang juga diketahui adalah salah satu anggota DPRD Luwu Timur utusan PPP. Pendemo sangat menyesalkan apa yang dilakukan oleh salah satu oknum anggota DPRD tersebut. "kami sangat menyesalkan aksi pemukulan yang dilakukan oleh Hasan dan dua orang anaknya, hasan sebagai salah satu orang tua yang harus menyayangi pemuda Wotu, apa lagi hasan ini sebagai anggota dewan yang seharusnya menjadi patron untuk pemuda diwotu ini" Ungkap Dedy 

Mahasiswa juga menuntut agar  jaksa yang menangani kasus ini  diganti. Namun penjelasan Sakaria tidak memuaskan aspirasi mahasiswa karena tidak bersedia menandatangani surat peryataan untuk menuntaskan kasus penganiayaan oknum anggota DPRD Luwu Timur, Hasan Amin. Mahasiswa juga memecahkan puluhan pot bunga yang terdapat di halaman depan kantor Kejaksaan.

Beberapa saat kemudian, Kapolres Luwu Timur, AKBP Andi Firman juga menemui para mahasiswa di halaman Kejaksaan Malili dan berjanji akan memediasi perwakilan mahasiswa dengan Ketua DPRD serta Kejaksaan Malili.

Usai mendapat penjelasan kapolres, rombongan demonstran bergerak ke Kantor DPRD Luwu Timur yang berjarak sekitar 50 meter dari Kantor Kejaksaan. Aksi anarkis demonstran kembali terulang di DPRD Luwu Timur, di tengah penjelasan yang diberikan Ketua DPRD, Sarkawi A. Hamid.

Tiga mahasiswa dan seorang anggota Polres Luwu Timur terluka dalam bentrokan ini. informasi yang dihimpun menyebutkan, dalam bentrokan ini, polisi terpaksa mengamankan seorang mahasiswa, Dwi Sardi, karena dianggap provokasi . Polisi juga melepaskan tembakan peringatan ke udara untuk menenangkan kebringasan demonstran yang makin anarkis.

Selain membakar ban bekas, salah seorang mahasiswa melakukan pelemparan di depan pintu masuk DPRD Luwu Timur yang dikawal puluhan Satpol PP. Akibatnya bentrokan antar aparat kepolisian dibantu Satpol PP Lutim dengan sejumlah mahasiswa kembali pecah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih